Tidak ada yang namanya kalam nafsi.
Oleh karena itu, kalam Allah hendaknya qadim dan berada pada Zat Allah dan menjadi sifat-Nya.
Dengan perantara tersebut Allah menyampaikan pesan-pesan-Nya kepada para nabi.
Segala gerak dan perbuatan yang dilakukan manusia pada hakikatnya adalah dari Allah semata.
Tidak demikian , tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki.
Dalam ayat ini, Nabi Isa as disebut sebagai kalimat Allah.